BEDA PENGARUH PEMBERIAN ULTRASOUND DENGAN ULTRASOUND DAN MOBILISASI SARAF TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA
PASIEN CARPAL TUNNEL SYNDROME
SKRIPSI
Untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan
Menyelesaikan Program
Pendidikan Diploma IV Fisioterapi
Diajukan oleh :
Dhita Nurfitriyah
NIM : P27226012023
PROGRAM
STUDI DIPLOMA IV TRANSFER
JURUSAN
FISIOTERAPI
POLITEKNIK
KESEHATAN SURAKARTA
2013
BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik
Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh pasien yang berobat ke poliklinik
rawat jalan fisioterapi di RSUD
Dr. Soetomo Surabaya dengan diagnosa dokter menderita CTS sejak tanggal 4
Februari 2013 sampai dengan 28 Februari 2013. Sampel yang didapat sebanyak 24 orang. Lalu dilakukan randomisasi
didapatkan subyek penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
sebanyak 20 orang. Sedangkan selama penelitian subyek yang mengalami drop out tidak ada. Pemilihan subyek penelitian
dilakukan sesuai urutan kunjungan dimana pasien dengan nomor kedatangan ganjil
termasuk ke dalam kelompok perlakuan US. Sedangkan pasien dengan nomor
kedatangan genap tergabung ke dalam kelompok perlakuan US dan Mobilisasi Saraf.
Ada beberapa karakteristik subyek penelitian yang dibagi berdasarkan umur dan pekerjaan
:
1. Karakteristik
subyek penelitian berdasarkan umur
Karakteristik subyek penelitian berdasarkan umur pada
kedua kelompok dapat dikategorikan menjadi: (1) umur 20 – 29 tahun, (2) umur 30
– 39 tahun, (3) 40 – 49 tahun, dan (4) umur 50 – 60 tahun. Karakteristik ini
dibedakan menjadi dua kelompok yakni kelompok perlakuan US dengan kelompok perlakuan
US dan Mobilisasi Saraf.
TABEL 4.1
KARAKTERISTIK
SUBYEK PENELITIAN BERDASARKAN UMUR
Umur (tahun)
|
Kelompok
US
|
Kelompok
US dan Mobilisasi Saraf
|
|||
Total
(n)
|
Persentase
(%)
|
Total
(n)
|
Persentase
(%)
|
||
20-29
|
1
|
10%
|
0
|
0%
|
|
30-39
|
4
|
40%
|
2
|
20%
|
|
40-49
|
3
|
30%
|
3
|
30%
|
|
50-60
|
2
|
20%
|
5
|
50%
|
Sumber:
data primer, 2013
Berdasarkan
tabel 4.1 didapatkan hasil pada kelompok perlakuan US subyek penelitian yang
menderita CTS paling banyak dialami pada pasien dengan rentang umur 30 – 39
tahun sebanyak 4 orang atau sebesar 40%. Sedangkan pada kelompok perlakuan US
dan Mobilisasi Saraf dialami paling banyak pada pasien dengan rentang umur 50 –
60 tahun sebanyak 5 orang atau sebesar 50%. Karakteristik subyek berdasarkan
umur dapat dilihat nilai mean, standar deviasi, usia termuda dan usia tertua
pada tabel 4.2 di bawah ini:
TABEL 4.2
KARAKTERISTIK
SUBYEK BERDASARKAN SEBARAN UMUR
Keterangan
|
Kelompok US
|
Kelompok US dan Mobilisasi Saraf
|
Minimal
|
29
tahun
|
35
tahun
|
Maksimal
|
53
tahun
|
57
tahun
|
Mean
|
41,70
|
47,90
|
SD
|
7,288
|
7,109
|
Sumber:
data primer, 2013
Berdasarkan
tabel 4.2 didapatkan hasil pada kelompok perlakuan US subyek penelitian yang
menderita CTS paling banyak dialami pada pasien dengan umur termuda (minimal)
adalah 29 tahun dan umur tertua (maksimal) adalah 53 tahun. Nilai meannya
adalah 41,70 dan standar deviasinya (SD) adalah 7,288. Sedangkan pada kelompok
perlakuan US dan Mobilisasi Saraf dialami paling banyak pada pasien dengan umur
termuda adalah 35 tahun dan umur tertua adalah 57 tahun. Nilai meannya adalah 47,90
dan standar deviasinya adalah 7,109.
2. Karakteristik
subyek penelitian berdasarkan pekerjaan
Karakteristik
subyek penelitian berdasarkan pekerjaan dilihat dari: (a) penjahit pakaian, (b)
ibu rumah tangga (IRT), dan (c) buruh pabrik rokok. Data yang diperoleh dapat
dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
TABEL 4.3
KARAKTERISTIK
SUBYEK PENELITIAN BERDASARKAN PEKERJAAN
Pekerjaan
|
Kelompok US
|
Kelompok US dan Mobilisasi
Saraf
|
||
Total (n)
|
Persentase (%)
|
Total (n)
|
Persentase (%)
|
|
Penjahit
|
0
|
0%
|
1
|
10%
|
IRT
|
2
|
20%
|
3
|
30%
|
Buruh
|
8
|
80%
|
6
|
60%
|
Sumber:
data primer, 2013
Berdasarkan
tabel 4.3 didapatkan hasil bahwa pekerjaan subyek penelitian yang paling banyak
adalah buruh pabrik rokok. Pada kelompok US sebanyak 8 orang (80%), serta
kelompok US dan Mobilisasi Saraf sebanyak 6 orang (60%).
B. Data Deksriptif
1.
Keadaan subyek penelitian sebelum perlakuan
Subyek penelitian diukur dengan Quadruple
VAS, yakni: (1) nyeri saat ini, (2) nyeri rata-rata 24 jam terakhir, dan
(3) nyeri paling berat. Penjumlahan ketiga VAS dibagi tiga dan nyeri paling
ringan tidak dimasukkan dalam penghitungan.
TABEL 4.4
KEADAAN
SUBYEK SEBELUM PERLAKUAN
VAS
|
Kelompok US
|
Kelompok US dan Mobilisasi Saraf
|
||||||
Min
|
Max
|
Mean
|
SD
|
Min
|
Max
|
Mean
|
SD
|
|
Pre
|
4,33
|
8,33
|
6,1990
|
1,21958
|
3,83
|
8,83
|
6,0170
|
1,65788
|
Sumber: data primer, 2013
Berdasarkan tabel 4.4
hasil kelompok US sebelum perlakuan minimal 4,33 maksimal 8,33. Mean 6,1990 dan
standar deviasi 1,21958. Sedangkan kelompok US dan Mobilisasi Saraf hasil
minimal 3,83 dan maksimal 8,83. Mean 6,0170 dan standar deviasi 1,65788.
2. Keadaan
subyek penelitian setelah perlakuan
Subyek penelitian diberikan perlakuan selama tiga
minggu. Pada hari terakhir dilakukan pengukuran evaluasi setelah perlakuan.
TABEL 4.5
KEADAAN SUBYEK SETELAH PERLAKUAN
VAS
|
Kelompok US
|
Kelompok US dan Mobilisasi Saraf
|
||||||
Min
|
Max
|
Mean
|
SD
|
Min
|
Max
|
Mean
|
SD
|
|
Post
|
3,33
|
8,00
|
5,3320
|
1,50809
|
2,00
|
5,33
|
3,3330
|
1,15438
|
Sumber:
data primer, 2013
Berdasarkan
tabel 4.5 hasil pengukuran setelah perlakuan kelompok US dan Mobilisasi Saraf
minimal 2, maksimal 5,33. Mean 3,3330 dan standar deviasi 1,15438. Sedangkan
hasil untuk kelompok US minimal 3,33 dan maksimal 8,00. Nilai mean 5,3320 dan
standar deviasi 1,50809.
C. Analisis Data
Analisis data penelitian dilakukan
menggunakan program SPSS 11,5 dan dilakukan dua tahap yakni tahap uji pra
syarat dan tahap uji hipotesis penelitian.
1. Uji
pra syarat
Tahap uji pra syarat dilakukan sebagai langkah awal
dalam menentukan teknik pengolahan data yang akan digunakan untuk membuktikan hipotesis.
a. Uji
normalitas data
Uji normalitas data untuk menentukan sebaran data
pada kedua kelompok. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Shapiro – Wilk Test karena subyek <
50 orang, yaitu hanya 20 orang. Data kedua kelompok yang didapatkan akan
menunjukkan p > 0,05 bila berdistribusi normal.
TABEL 4.6
HASIL UJI NORMALITAS DATA KEDUA KELOMPOK
Variabel
|
p (sig.)
|
|
Kelompok
US
|
Kelompok
US dan Mobilisasi Saraf
|
|
VAS Pre
|
0,519
|
0,497
|
VAS Post
|
0,811
|
0,253
|
Sumber: data primer, 2013
Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan hasil uji normalitas
data sebelum perlakuan pada kelompok US adalah p = 0,519. Hasil uji normalitas data
setelah perlakuan adalah p = 0,811. Data tersebut menunjukkan bahwa p > 0,05
sehingga data kelompok US berdistribusi
normal.
Sedangkan hasil uji normalitas data sebelum perlakuan
pada kelompok US dan Mobilisasi Saraf adalah nilai p = 0,497. Hasil uji
normalitas data setelah perlakuan adalah p = 0,253. Data
tersebut menunjukkan bahwa nilai p > 0,05 sehingga data kelompok US dan Mobilisasi Saraf berdistribusi
normal.
b. Uji
homogenitas
Berdasarkan uji normalitas data diketahui bahwa data
sebelum perlakuan kedua kelompok berdistribusi normal, maka uji homogenitas
menggunakan independent sample t-test.
Hasil uji homogenitas adalah p = 0,783 atau p > 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa data pada kedua kelompok sebelum perlakuan tidak ada perbedaan atau
bersifat homogen.
2. Tahap
uji hipotesis
Pada tahap ini merupakan tahap untuk membuktikan
hipotesis dengan hasil penelitian yang telah diperoleh.
a. Uji
hipotesis satu
Uji hipotesis ini dilakukan pada kelompok US yang
didapat dari subyek penelitian bernomor ganjil. Berdasarkan hasil uji
normalitas data diperoleh data pada kelompok US berdistribusi normal, maka uji
hipotesis ini menggunakan dependent
t-test atau paired sample t-test.
Hasil uji hipotesis pada kelompok US sebelum dan setelah perlakuan adalah p =
0,012 atau p < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian US terhadap
pengurangan nyeri pada pasien CTS (Ha diterima).
b. Uji
hipotesis dua
Uji hipotesis ini dilakukan pada kelompok US dan
Mobilisasi Saraf yang didapat dari subyek penelitian bernomor genap. Berdasarkan
hasil uji normalitas data diperoleh data pada kelompok US dan Mobilisasi Saraf
berdistribusi normal, maka uji hipotesis ini menggunakan dependent t-test atau paired
sample t-test. Hasil uji hipotesis pada kelompok US dan Mobilisasi Saraf
sebelum dan setelah perlakuan adalah p = 0,000 atau p < 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian US dan Mobilisasi Saraf terhadap
pengurangan nyeri pada pasien CTS (Ha diterima).
c. Uji
hipotesis tiga
Berdasarkan hasil uji normalitas data, uji hipotesis
setelah perlakuan pada kedua kelompok menggunakan independent sample t-test karena kedua kelompok berdistribusi
normal. Hasil uji hipotesis setelah perlakuan pada kedua kelompok adalah p =
0,004 atau p < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara
kelompok US dengan kelompok US dan Mobilisasi Saraf dalam pengurangan nyeri
pada pasien CTS (Ha diterima).
d.
Uji hipotesis empat
Uji hipotesis ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa pemberian terapi mana
yang lebih baik antara kelompok US dengan kelompok US dan Mobilisasi Saraf. Hal
ini dapat terlihat dari hasil selisih mean antara kedua kelompok.
TABEL 4.7
HASIL
SELISIH MEAN ANTARA KEDUA KELOMPOK
Variabel VAS
|
Pre - Post
|
Selisih
|
Sebelum-setelah perlakuan US
|
6,1990-5,3320
|
0,8670
|
Sebelum-setelah perlakuan US dan Mobilisasi Saraf
|
6,0170-3,3330
|
2,6840
|
Sumber: data primer, 2013
Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan hasil selisih mean pada kelompok US dan
Mobilisasi Saraf lebih besar dibandingkan dengan kelompok US. Oleh karena itu,
pemberian terapi US dan Mobilisasi Saraf lebih baik pengaruhnya dalam
pengurangan nyeri pada pasien CTS dibandingkan dengan US saja (Ha diterima).
D. Pembahasan
Penelitian ini mendapatkan subyek penelitian sesuai
dengan karakteristik umur dan jenis pekerjaan. Karakteristik subyek penelitian
berdasarkan umur didapatkan hasil bahwa rentang umur yang mengalami CTS paling
banyak adalah antara umur 50 – 60 tahun. Hal ini sesuai dengan National Health Interview Study (NHIS)
yang memperkirakan bahwa prevalensi CTS diantara populasi dewasa di Amerika
adalah sebesar 1,55% (2,6 juta). Kejadian CTS pada populasi diperkirakan 3%
pada wanita dan 2% pada laki-laki dengan prevalensi tertinggi pada wanita tua
usia > 55 tahun, biasanya antara 40 – 60 tahun (Davis, 2005 dikutip oleh
Bahrudin, 2005). Dalam penelitian ini, karakteristik subyek penelitian
berdasarkan jenis kelamin tidak dimasukkan karena selama penelitian berlangsung
hanya didapatkan subyek penelitian berjenis kelamin perempuan.
Pada penelitian ini subyek penelitian yang menderita
CTS bekerja sebagai buruh pabrik rokok dengan persentase sebesar 50%
dibandingkan pekerjaan lain yakni ibu rumah tangga dan penjahit pakaian. Hal
ini sesuai survey yang dilakukan oleh National
Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS) yang memperkirakan
tiga dari setiap 10.000 pekerja di Amerika kehilangan waktu dari pekerjaan
karena CTS. Setengah dari para pekerja kehilangan lebih dari 10 hari kerja. Biaya
hidup rata-rata CTS, termasuk tagihan medis dan hilangnya waktu kerja,
diperkirakan sekitar $ 30.000 untuk setiap pekerja yang terluka (NINDS, 2012).
Pada uji pengaruh pemberian US didapatkan hasil bahwa
kelompok US berpengaruh terhadap pengurangan nyeri pada pasien CTS. Hal ini pun
dibuktikan oleh Bakhtiary dan Rashidy yang membandingkan US dengan terapi laser
pada pasien CTS, dimana US lebih efektif dalam perbaikan tingkat nyeri yang
sebanding dengan pemberian splinting
atau suntikan kortikostreoid tetapi
tidak termasuk komplikasi atau keterbatasannya. US dapat mempercepat proses
penyembuhan pada kerusakan jaringan dengan meningkatkan fungsi kekuatan menggenggam
pada tangan serta mengubah parameter elektrofisiologi saraf ke arah normal
dibandingkan dengan terapi laser pada pasien CTS (Bakhtiary dan Rashidy, 2004
dikutip oleh Physical Care Therapy,
2009).
Manfaat pemberian US pada pasien CTS adalah: (1) dapat
mempercepat proses peradangan normal dengan meningkatkan produksi dan pelepasan
wound-healing factors (faktor
penyembuhan luka), (2) dapat meningkatkan proses sintesa protein dan
meningkatkan permeabilitas membran sel sehingga menyebabkan lebih banyak jaringan
kolagen yang terbentuk, (3) dapat memperbaiki ekstensibilitas jaringan kolagen
(kemampuan otot untuk memanjang sehingga berukuran lebih panjang dari ukuran
semula) yang telah terbentuk setelah proses peradangan, (4) dapat terjadi capillary hyperaemia (peningkatan
kapiler darah) dengan pelepasan histamin yang akan membantu mengurangi pengaruh
efek algogenic yang dihasilkan selama
proses peradangan sehingga dapat mengurangi nyeri (Wadsworth, 1981 dikutip oleh
Physical Care Therapy, 2009).
Pada kelompok perlakuan US dan Mobilisasi Saraf
terbukti ada pengaruh yang signifikan terhadap nyeri pada pasien CTS. Pemberian
tambahan terapi Mobilisasi Saraf ini dilakukan pada jaringan saraf yang
digerakkan dan diulurkan dengan gerakan yang relatif terhadap sekitarnya (interface yang mekanis) atau dengan
pengembangan ketegangan (Ashok, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Wilgis
dan Murphy tahun 1986 mengindikasikan bahwa posisi anggota gerak bila
ditempatkan saat neural tension tests
seperti pada teknik Mobilisasi Saraf dapat memberikan regangan pada struktur
jaringan saraf. Hasilnya menunjukkan bahwa tes median nerve tension menyebabkan regangan pada median nerve sebesar 7,6% (Esktrom dan Holden, 2002 dikutip oleh Physical Care Therapy, 2009).
Mobilisasi jaringan saraf ini memiliki efek mekanis
yang mempengaruhi dinamika pembuluh darah, meningkatkan kerja sistem
transportasi aksonal dan jaringan ikat, meningkatkan aliran darah ke jaringan
saraf, restorasi mekanika normal dari
jaringan ikat sehingga mengurangi kemungkinan saraf yang terperangkap dalam
jaringan ikat sekitarnya serta meningkatkan proses intraneural oleh perubahan
tekanan dalam sistem saraf dan penyebaran dari edema intraneural (Ashok, 2011).
Perbedaan pengaruh yang signifikan terbukti dari
hasil selisih mean kedua kelompok pada penelitian ini bahwa pemberian US dan
Mobilisasi Saraf lebih baik pengaruhnya dibandingkan hanya pemberian US
terhadap pengurangan nyeri pada pasien CTS. Hasil penelitian serupa yang
dilakukan oleh Saiful Anwar seorang mahasiswa fisioterapi Politeknik Kesehatan
Surakarta di RSUD Kota Semarang tahun 2011 membuktikan bahwa pemberian US dan
Mobilisasi Saraf dapat
mengurangi nyeri yang dirasakan pasien CTS dibandingkan dengan kelompok yang
hanya diberikan US (Anwar, 2011).
E. Kelemahan Penelitian
Kelemahan penelitian ini yaitu: (1) Jumlah subyek
penelitian dan waktu penelitian yang dirasakan masih kurang. Hal ini terjadi mengingat
keterbatasan waktu dalam pelaksanaan penelitian dan subyek penelitian yang dapat
memenuhi kriteria inklusi masih dalam jumlah terbatas sehingga memungkinkan
sebaran datanya kurang luas, (2) variabel pengganggu yang mempengaruhi hasil
penelitian yakni subyek penelitian mengkonsumsi
medika mentosa dan aktivitas subyek penelitian tidak dapat dikendalikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar