Fisioterapi

Fisioterapi
kami disini sharing tentang dunia fisioterapi, kalau ada ilmu baru atau masukan bisa langsung komentar atau email, makasih

BAB III CTS


BEDA PENGARUH PEMBERIAN ULTRASOUND DENGAN ULTRASOUND DAN MOBILISASI SARAF TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA PASIEN CARPAL TUNNEL SYNDROME


SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma IV Fisioterapi


Diajukan oleh :
Dhita Nurfitriyah
NIM : P27226012023


PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TRANSFER
JURUSAN FISIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
                                                                              2013

 
BAB III
METODE PENELITIAN
A.      Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan two groups pre and post test design yaitu desain penelitian yang membandingkan kelompok pertama yang diberi perlakuan Ultrasound (US) dengan kelompok yang kedua diberi perlakuan Ultrasound (US) dan Mobilisasi Saraf. Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
R
S
                               O1 ---- X1 ---- O2
                               O3 ---- X2 ---- O4
Gambar 3.1
Desain penelitian
Keterangan gambar :
S : subyek penelitian yang telah memenuhi kriteria penelitian
R : randomisasi dilakukan berdasarkan jadwal kunjungan
O1 : observasi skala nyeri pasien dengan VAS sebelum diberikan perlakuan pada
        kelompok US (VAS pre test)
O2 : observasi skala nyeri pasien dengan VAS setelah diberikan perlakuan pada
        kelompok US (VAS post test)
O3 : observasi skala nyeri pasien dengan VAS sebelum diberikan perlakuan pada
        kelompok US dan Mobilisasi Saraf (VAS pre test)
O4 : observasi skala nyeri pasien dengan VAS setelah diberikan perlakuan pada
        kelompok US dan Mobilisasi Saraf (VAS post test)
X1 : kelompok pertama yang diberi perlakuan US
X2 : kelompok kedua yang diberi perlakuan US dan Mobilisasi Saraf
B.       Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Unit Fisioterapi Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan terhitung sejak bulan Januari 2013 sampai dengan Maret 2013.
C.      Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi berikut: (1) Pasien yang didiagnosa dokter menderita CTS dengan keluhan nyeri dengan tes provokasi memiliki skala VAS > 3, (2) laki-laki maupun perempuan, (3) kisaran usia antara 20 sampai dengan 60 tahun, (4) pasien CTS yang bersedia mengikuti program penelitian ini.
Adapun subyek yang dahulu telah memenuhi kriteria inklusi namun tidak dapat diikutsertakan pada penelitian ini karena suatu hal digolongkan dalam kriteria eksklusi sebagai berikut: (1) Ada trauma di daerah yang akan diterapi seperti fraktur karpal, (2) ada gangguan neurologis pada saraf perifer seperti neuropati diabetika pada Diabetes Mellitus, (3) ada gangguan jantung dan pasien memakai pacemaker.
Selama proses penelitian ini, bila ada subyek yang dikeluarkan dari kriteria inklusi dan menghambat jalannya proses penelitian maka subyek tersebut termasuk dalam kriteria drop out dengan ciri sebagai berikut: (1) pasien CTS yang menjalankan terapi kurang dari lima kali, (2) pasien tidak hadir setelah enam kali selesai mengikuti program penelitian ini.
D.      Variabel dan Definisi Operasional
Penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas (Independent Variable) yakni: (1) Ultrasound dan, (2) Ultrasound dengan Mobilisasi Saraf. Selain itu penelitian ini memiliki variabel terikat (Dependent Variable) adalah nyeri dimana sampel (subyek) yang diambil adalah pasien CTS. Berdasarkan variabel-variabel tersebut didapatkan beberapa definisi operasional, yakni:
1.    Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
CTS merupakan kumpulan gejala (syndrome) yang terjadi ketika Nervus Medianus mengalami penekanan akibat penyempitan terowongan karpal (carpal tunnel) di pergelangan tangan. Nervus Medianus mempersarafi telapak tangan hingga jari pertama, kedua, ketiga dan setengah radial jari keempat. Kumpulan gejala yang sering dialami pasien CTS yakni rasa nyeri, tebal atau mati rasa (numbness), kesemutan, rasa seperti tersetrum listrik (tingling) pada daerah yang dipersarafi Nervus Medianus.
CTS adalah salah satu bentuk nyeri neuropatik yang disebabkan oleh suatu luka atau lesi di dalam sistem saraf perifer atau pusat. Nyeri neuropatik dirasakan seperti terbakar, seperti tersengat listrik (tingling).
2.    Ultrasound (US)
US merupakan modalitas terapi menghasilkan gelombang suara memerlukan media rambatan seperti air atau gel. Dosis US pada penelitian ini frekuensi 1 MHz, BNR max 6,0 dan ERA (efecttive radiating area) 5 cm, arus continuous, intensitas 0,8-1,2 watt/cm2 selama 5 menit seminggu 2 kali. Teknik aplikasi kontak langsung pada telapak tangan pasien menggunakan gel dengan gerakan linier. Alat US yang digunakan model Sonopuls 590 merk Enraf Nonius telah dilakukan kaliberasi terakhir tanggal 26 November 2011.
3.    Mobilisasi Saraf
Mobilisasi Saraf merupakan suatu teknik manipulasi menggunakan mekanisme mobilisasi dan peregangan pada saraf. Dosis Mobilisasi Saraf pada penelitian ini yakni metode ULTT 1 (Upper Limb Tension Test) 1 pada Nervus Medianus dilakukan 2-3 kali pengulangan (repetisi) dilakukan seminggu 2 kali. Adapun langkahnya adalah posisi pasien tidur telentang dan posisi terapis di samping lengan pasien yang akan di terapi. Pegangan tangan terapis di telapak tangan pasien dan tangan terapis yang lain pada bahu pasien. Pertama instruksikan pasien tekuk leher ke arah lengan yang di terapi, terapis mendepresikan bahu pasien, lalu gerakan bahu menjauhi badan pasien, posisi siku tetap lurus, lalu gerakkan pergelangan tangan dan jari ke arah atas sampai terasa tegangan atau sensasi seperti tajam, menjalar dan unfamiliar tetapi tidak nyeri. Ulangi sebanyak dua sampai tiga kali.
E.     Alat Ukur Penelitian
            Penelitian ini menggunakan alat ukur pengukuran nyeri Quadruple Visual Analog Scale (Quadruple VAS). Nyeri yang diukur yaitu nyeri saat ini, nyeri rata-rata selama 24 jam terakhir, dan nyeri paling berat. Pengukuran nyeri dilakukan menggunakan gambaran garis mendatar sepanjang 10 cm, pada awal garis diberi keterangan tidak nyeri pada angka 0 dan pada akhir garis diberi angka 10 dengan tulisan nyeri berat seperti tampak pada gambar 3.2 di bawah ini:
0
10
 
Gambar 3.2
Garis pada Quadruple VAS
Sebelum melakukan pengisian pengukuran, subyek diberikan penjelasan tentang cara pengukuran dan diberi instruksi untuk melingkari angka yang tertera pada garis Quadruple VAS tersebut sesuai dengan nyeri yang dirasakan. Sistem penilaian Quadruple VAS dihitung sesuai pada angka yang dilingkari oleh subyek. Setelah pengukuran, dilakukan pengambilan data yaitu saat pertama kali kunjungan sebelum mendapatkan perlakuan dan setelah mendapatkan enam kali kunjungan mendapatkan perlakuan.
F.     Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan berbagai tahap prosedur, dimulai dari tahap persiapan sampai tahap pelaksanaan agar penelitian dapat berjalan lancar dan sistematis. Tahap prosedur penelitian itu antara lain sebagai berikut:
1.    Tahap persiapan penelitian
Tahap persiapan dilakukan dengan melakukan pengurusan ijin penelitian terlebih dahulu kepada Direktur RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Jawa Timur dan pihak terkait yaitu Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik, Kepala Ruang Poliklinik Fisioterapi dan Kepala Bidang Diklat RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Jawa Timur yang diketahui oleh Ketua Program Diploma IV Fisioterapi Politeknik Kesehatan Surakarta, Jawa Tengah.
2.    Rekruitmen tenaga lapangan
Bila pengurusan ijin penelitian telah selesai, peneliti meminta pertolongan kepada teman sepayung dan rekan sejawat lainnya yang bersedia membantu dalam proses penelitian ini terutama dalam pengambilan data dan selanjutnya memberikan penjelasan tentang cara pengukuran nyeri menggunakan Quadruple VAS, cara mengoperasikan US dan melakukan Mobilisasi Saraf. Hal ini dilakukan untuk mengurangi subjektifitas dalam pengolahan data dan menyamakan persepsi untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam penelitian.
3.    Tahap pra penelitian
Pada tahap ini dilakukan pemilihan subyek penelitian yang merupakan pasien yang berkunjung ke poliklinik Fisioterapi Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Jawa Timur yang memiliki keluhan nyeri di pergelangan tangan dan didiagnosa dokter menderita CTS serta telah memenuhi kriteria inklusi yang telah disebutkan sebelumnya. Penelitian dilakukan sejak bulan Januari 2013 sampai bulan Maret 2013.
Hal pertama yang dilakukan adalah meminta kesediaan subyek untuk mengikuti jalannya program penelitian ini, bila subyek telah bersedia maka subyek diharuskan mengisi formulir dan menandatangani surat pernyataan setuju mengikuti program penelitian. Kemudian peneliti memberikan penjelasan kepada pasien yang akan dijadikan subyek tentang maksud dan tujuan penelitian ini serta prosedur dan instruksi yang harus diikuti selama penelitian ini.
4.    Randomisasi
Subyek yang telah didapatkan datanya dilakukan assessment dan pemeriksaan, lalu dibagi dua kelompok perlakuan. Pembagian kelompok dilakukan secara random (acak) dan jenis pemilihan random sampling yang dipilih adalah simple random sampling. Kelompok ganjil akan diberikan perlakuan US, sedangkan kelompok genap akan diberikan US dan Mobilisasi Saraf.
5.    Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian yakni subyek terlebih dahulu ditanyakan nilai derajat nyerinya dengan Quadruple VAS lalu diberikan perlakuan sesuai jadwal kunjungannya. Kelompok ganjil dengan jadwal kunjungan yang lebih dahulu akan diberi perlakuan US, lalu jadwal kunjungan berikutnya akan diberi perlakuan US dan Mobilisasi Saraf yang termasuk kelompok genap dan begitu seterusnya. Setelah enam kali perlakuan, subyek dilakukan pengukuran nyeri lagi dengan Quadruple VAS dan hasilnya diolah dengan teknik analisis statistik menggunakan aplikasi SPSS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar