Fisioterapi

Fisioterapi
kami disini sharing tentang dunia fisioterapi, kalau ada ilmu baru atau masukan bisa langsung komentar atau email, makasih

BAB II SKJ dan KOORDINASI


PENGARUH SENAM KESEGARAN JASMANI (SKJ) TERHADAP KOORDINASI MATA DAN KAKI PADA ANAK USIA 8-9 TAHUN

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma IV Fisioterapi



Diajukan oleh :
Hyang Purna Kalinggajati
P 27226012036

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TRANSFER FISIOTERAPI
JURUSAN FISIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2013


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Koordinasi
1.    Definisi
Menurut Suharno (1982) koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkai beberapa unsur gerak menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya atau kemampuan menampilkan tugas gerak dengan luwes dan akurat yang seringkali melibatkan perasaan dan serangkaian koordinasi otot yang mempengaruhi gerakan. Menurut Sajoto (1988) Koordinasi berasal dari kata coordination adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang berbeda ke dalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif. Sedangkan Nossek (1982) berpendapat bahwa koordinasi adalah kemampuan untuk memadukan berbagai macam gerakan ke dalam satu atau lebih pola gerak khusus.
Menurut Bompa (2004) coordination is a complex motor skill necessary for high performance. Koordinasi merupakan keterampilan motorik yang kompleks yang diperlukan untuk penampilan yang tinggi. Menurut Rusli Lutan (2000) koordinasi adalah kemampuan melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat, efisien, dan penuh ketepatan. Menurut Schmidt (1988) Koordinasi adalah perpaduan perilaku dari dua atau lebih persendian, dimana antara yang satu dengan yang lainya saling berkaitan dalam menghasilkan suatu keterampilan gerak. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa koordinasi mata, tangan dan kaki adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengkoordinasikan mata, tangan dan kaki kedalam rangkaian gerakan yang utuh, menyeluruh, dan terus menerus secara cepat dan tepat dalam irama gerak yang terkontrol (Suharnodkk, 1982, dikutip oleh sridadi 2009)

2.   Faktor yang mempengaruhi koordinasi
Koordinasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu (1) intelegensi, (2) kemahiran dan ketepatan dalam menggunakan indera, (3) pengalaman gerak, (4) pengembangan biomotorik ability.
3.Koordinasi pada anak usia 8-9 tahun
Pada usia 8-9 tahun ini perkembangan motorik anak sudah mulai terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakan yang sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Pada usia ini anak – anak cenderung kelebihan gerak atau aktifitas motorik yang lincah sehingga perlu di bimbing agar koordinasi anak semakin terarah nantinya ketika beranjak dewasa. Koordinasi diukur melalui pola gerak keterampilan mencakup kemampuan mengontrol tubuh, keseimbangan, kelincahan, dan fleksibilitas. Kemampuan koordinasi gerak secara umum antara anak laki-laki dan perempuan tidak berbeda sampai umur 11 tahun. Perbedaannya, anak laki-laki lebih baik dalam aktivitas kekuatan dan gerak kasar dengan melibatkan otot besar, perempuan lebih baik pada aktivitas kecermatan (Budiman, 2001)
Pada usia ini kecepatan dan kehalusan aktifitas motorik pada anak meningkat. Untuk menghasilkan kecepatan dan kehalusan aktifitas motorik maka anak perlu di bimbing untuk menyelaraskannya dengan senam kesegaran jasmani. Diharapkan nantinya kecepatan dan kehalusan tersebut dapat menjadi sebuah koordinasi yang baik bagi anak sehingga dapat meningkatkan konsentrasi anak dan mengurangi resiko cidera pada anak.
4.Perkembangan koordinasi mata dan kaki
Perkembangan motorik halus pada anak akan mulai berkembang sejalan dengan usia mereka dan stimulasi yang diberikan orang tua kepada anaknya. Ketika anak sudah mulai bisa memegang mainan dan berusaha meraihnya, saat itulah koordinasi mata dan tangan pada anak mulai berkembang. Saat anak memasuki usia 12 bulan, anak mulai bisa berjalan dan menjelajahi lingkungan yang ada di sekitarnya, anak sudah mulai belajar melempar, menangkap dan menendang bola. Dimana di usia ini koordinasi anak mulai berkembang terutama koordinasi mata dan kaki. Umumnya orang tua lebih memperhatikan perkembangan motorik kasar ketimbang motorik halus. Padahal, sama pentingnya. Bahkan lebih bermakna karena mengarah pada intelegensia anak. Dari sinilah nantinya akan terlihat kemampuan anak menulis. Menurut grosso, keseimbangan, ritme, orientasi spasial, reaksi dan kemampuan untuk menggabungkan stimulasi visual maupun auditor merupakan bagian dari koordinasi. Menurut drabik (dikutip oleh grosso, 2007), koordinasi akan mengalami perkembangan saat anak berusia 7 hingga 14 tahun. Pada usia 8-9 tahun ini mereka mulai memperlihatkan gerakan-gerakan yang kompleks, rumit dan cepat (Santrock dalam Desmita, 2006). Pada usia ini anak-anak mengalami peningkatan dalam koordinasi dalam melakukan berbagai olahraga, baik secara individu maupun kelompok (Desmita, 2006).
B.  Senam kesegaran jasmani
Senam berasal dari bahasa Inggris disebut “Gymnastic” yang berasal dari kata “gymnos” melakukan latihan senam di ruangan khusus yang disebut “Gymnasium” atau “Gymnasion”. Senam merupakan suatu cabang olah raga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur.(Soeroto, 2004).
Pengertian senam menurut Imam Hidayat di dalam Musrifah, (2012) adalah latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual.
1.     Definisi
Menurut Pusat Pengembangan Kesegaran Jasmani (2010) kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisien. Kesegaran jasmani juga berarti kapasitas seseorang untuk dapat menyesuaikan diri terhadap latihan yang melelahkan dan dapat segera pulih kembali dari kelelahan tersebut. Orang bugar adalah mereka yang dapat menikmati hidup dan kehidupanya, baik secara fisik, mental, emosional dan sosial (Endang dan Fajar, 2008)
2.     Manfaat
Manfaat senam sendiri banyak manfaatnya yaitu (1) dapat membakar lemak yang berlebihan di tubuh, meningkatkan daya tahan jantung dan paru, (2) program penurunan berat badan, (3) meningkatkan nafsu makan, (4) mencegah penyakit yang menyerang tubuh, (5) meningkatkan keseimbangan, koordinasi, kelincahan, daya tahan dan sanggup melakukan kegiatan lainnya (Soeroto, 2004).
Dari manfaat tersebut dapat diketahui bahwa senam kesegaran jasmani dapat meningkatkan koordinasi. Dengan senam kesegaran jasmani diharapakan nantinya anak dapat meningkatkan koordinasi menjadi lebih baik dari sebelumnya. Karena dengan memiliki koordinasi yang baik motorik anak akan terkontrol dengan baik dan gerakan – gerakan yang dihasilkan akan selaras.
3.     Latihan
Latihan ini dilakukan selama 6 minggu, frekwensi 3 kali seminggu, dan rangkaian instrument tersebut adalah sebagai berikut :
1)   Latihan pendahuluan/pemanasan terdiri atas delapan gerak latihan
a)      Latihan 1 : jalan di tempat (1 x 8 hitungan)
Tujuan : menyiapkan fisik agar dapat melaksanakan gerakan SKJ dengan benar, meningkatkan suhu tubuh secara bertahap, meningkatkan koordinasi otot dan persendian, mengurangi resiko cedera.
b)      Latihan 2 : kepala (6 x 8 hitungan)
Tujuan : melatih persendian dan otot leher bagian belakang dan samping.
c)      Latihan 3 : bahu (4 x 8 hitungan)
Tujuan : melatih persendian dan otot bahu, mengendorkan gerakan bahu.
d)     Latihan 4 : lengan, punggung atas (4 x 8 hitungan)
Tujuan : melenturkan sendi otot tangan dan punggung atas
e)      Latihan 5 : tekuk lengan, kaki kiri bertumpu pada tumit (4 x 8 hitungan)
Tujuan : menguatkan otot lengan bagian atas dan bawah, koordinasi antara gerakan kaki dan lengan.
f)       Latihan 6 : lengan, bahu, dada, tungkai (4 x 8 hitungan)
Tujuan : meregangkan otot lengan, bahu, dada, dan lengan.
g)      Latihan 7 : peregangan dinamis otot samping badan (6 x 8 hitungan)
Tujuan : melentukan otot-otot lengan, bahu, sisi tubuh, pinggang, dan tungkai. Meregangkan otot tangan, punggung atas, paha depan belakang dan betis.
h)      Latihan 8 : statis (8 x 8 hitungan)
Tujuannya :  meregangkan otot lengan, sisi tubuh, dan tungkai.
            2)  Latihan inti terdiri atas lima gerak latihan
a)      Latihan 1 : meluruskan dan menekuk lengan (4 x 8 hitungan )
Tujuan : menguatkan otot, koordinasi gerakan lengan dengan tungkai.
b)      Latihan 2 : memanah, mengayun lengan, mengankat kaki (2 x 8 hitungan 4 kali)
Tujuan ; menguatkan otot kaki bagian luar dan dalam, melatih koordinasi, melatih koordinasi gerak kaki dan tangan, melatih otot
c)      Latihan 3 : meluruskan dan menarik lengan (2 x 8 hitungan 4 kali)
Tujuan : menguatkan otot sebelah belakang dan melatih koordinasi langkah kaki dan tangan
d)     Latihan 4 : koordinasi gerakan tangan dan kaki (2 x 8 hitungan 4 kali)
Tujuan : menguatkan otot sisai tubuh, perut, pinggul, dan paha belakang. Melatih koordinasi gerak kaki dan tangan.
e)      Latihan 5 : mambo/cha-cha (2 x 8 hitungan 4 kali)
Tujuan : melatih koordinasi kaki dan tangan dengan gerakan-gerakan yang ringan.
3)  Latihan penenangan/pendinginan terdiri dari 4 gerakan latihan
a)      Latihan 1 : peregangan dinamis (8 x 8 hitungan)
Tujuan : melenturkan dan meregangkan otot-otot lengan bahu, sisi tubuh, pinggang, dan tungkai.
b)      Latihan 2 : peregangan statis (2 x 8 hitungan)
Tujuan : meregangkan otot lengan, leher, dan sisi tubuh.
c)      Latihan 3 : peregangan statis (8 x 8 hitungan)
Tujuan : meregangkan otot lengan, sisi tubuh, dan tungkai.
d)     Latihan 4 : relaksasi (2 x 8 hitungan)
Tujuan : mengembalikan kondisi seperti semula.


C.      Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Musrifah (2012), meneliti tentang pengaruh Senam Indonesia Sehat terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV Sekolah Dasar Brajan Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Penelitian ini dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 38 responden terdiri dari 16 siswa putra dan 22 siswa putri. Peneliti ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh Senam Indonesia Sehat terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV. Frekuensi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan 3 kali seminggu selama 6 minggu. Pelaksanaannya terdiri dari latihan pendahuluan selama 4 menit, inti 9 menit, dan yang terakhir pendinginan 3 menit. Jadi jumlah waktu keseluruhan adalah 16 menit.
Perbedaan penelitian yang sedang dilakukan ini dengan penelitian sebelumnya adalah (1) subyek dan tempat penelitian dilaksanakan, (2) jumlah sempel yang diteliti berbeda dengan peneliti sebelumnya, (3) peneliti melakukan pengukuran keseimbangan dengan menggunakan soccer wall volley test.








D.    Kerangka Pikir
Koordinasi mata dan kaki lebih optimal

Koordinasi mata dan kaki anak usia 8-9 tahun

Senam kesegaran jasmani

Intelegensi
Pengalaman gerak
Biomotorik
Kemahiran dan ketepatan
Konsentrasi meningkat
dan
resiko cidera pada anak menurun
 










                                                                                                                        


Gambar 2.4 Kerangka Pikir
Keterangan gambar 2.4 Kerangka Pikir
            Koordinasi mata dan kaki pada anak sekolah dasar tepatnya usia 8-9 tahun adalah masa – masa dimana keseimbangan mulai berkembang pesat, dari situ di berikan senam kesegaran jasmani yang nantinya di harapkan dapat meningkatkan koordinasi mata dan kaki sehingga dapat meningkatkan konsentrasi dan hasil belajar meningkat.
E.     Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah
Semangat subyek
Nutrisi subyek
Koordinasi mata dan kaki meningkat
 





SKJ
Subjek penelitian
                                                                                                                      
Frekuensi latihan
 



                                                                                          
 

Gambar 2.5 Kerangka Konsep
Keterangan gambar 2.5 Kerangka Konsep
            Subyek penelitian pada kerangka konsep di atas adalah anak yang masuk dalam cerita inklusi lalu diberikan senam kesegaran jasmani. Setelah rangkaian perlakuan selesei koordinasi mata dan kaki meningkat, sewaktu perlakuan dilakukan ada faktor yang dapat dikendalikan oleh peneliti adalah frekuensi pemberian senam kesegaran jasmani. Adapun faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti adalah semangat dan nutrisi subyek.


F.     Hipotesis
Adanya pengaruh senam kesegaran jasmani terhadap peningkatan koordinasi mata dan kaki pada anak usia 8 – 9 tahun.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar