PENGARUH SENAM KESEGARAN JASMANI (SKJ)
TERHADAP KOORDINASI MATA DAN KAKI PADA
ANAK USIA 8-9 TAHUN
SKRIPSI
Untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan
Menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma IV Fisioterapi
Diajukan
oleh :
Hyang
Purna Kalinggajati
P
27226012036
PROGRAM
STUDI DIPLOMA IV TRANSFER FISIOTERAPI
JURUSAN
FISIOTERAPI
POLITEKNIK
KESEHATAN SURAKARTA
2013
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain one group pre and post test yang
bertujuan untuk mengetahui manfaat senam kesegaran jasmani terhadap koordinasi mata dan kaki pada anak usia 8
– 9 tahun. Bentuk rancangan penelitian ini dapat digambarkan dengan pola
sebagai berikut :
Pre Test Post Test
O1 X O2
Gambar
3.1 judul gambar rancangan
penelitian
Desain
penelitian
Keterangan
3.1 :
O1 : Observasi ke 1, yaitu dimana keadaan sebelum diberi perlakuan.
Dalam hal ini dilakukan pengukuran dengan soccer
wall volley test.
O2 : Observasi ke 2, yaitu dimana keadaan setelah diberi perlakuan.
Dalam hal ini dilakukan pengukuran dengan soccer
wall volley test.
X :
Perlakuan, yaitu pemberian Senam Kesegaran Jasmani.
B. Tempat Penelitian dan Waktu
Penelitian
dilakukan di SDN Gubeng 1
Surabaya pada tanggal 16 Februari sampai 28 Maret 2013. Dimana tempat
tersebut mempunyai karakteristik subyek anak usia 8 sampai 9 tahun dan SD tersebut terjangkau
dengan daerah tempat tinggal saya.
Jadi tidak membutuhkan waktu lama untuk menuju ke SD tersebut.
C.
Subyek
Penelitian
Subyek
penelitian ini diambil dari anak – anak sekolah dasar yang berusia 8 sampai 9
tahun sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.
1. Kriteria
inklusi
Yang
termasuk kriteria inklusi adalah (1) anak usia 8 – 9 tahun (2) mendapat ijin
dari orang tua murid (3) subyek bersedia mengikuti program senam kesehatan
jasmani secara sukarela.
2. Kriteria
eksklusi
Yang
termasuk kriteria eksklusi adalah (1) subyek dengan masalah asma dan penyakit
jantung bawaan (2) subyek yang ikut sekolah sepak bola (3) subyek yang
mengenakan kaca mata (-) 3.
3. Kriteria
drop-out
Yang
termasuk kriteria drop-out adalah (1)
selama penelitian subyek mengalami cidera yang tidak memungkinkan untuk
melanjutkan penelitian tersebut.
D.
Alat Ukur Penelitian
Soccer wall volley test
adalah alat ukur yang bertujuan untuk mengukur kemampuan koordinasi mata dan kaki dalam permainan
sepak bola.
Data
koordinasi mata dan kaki
diperoleh dari Soccer Wall Volley Test.
Tujuan untuk mengukur kemampuan koordinasi mata kaki subyek yang diteliti. Alat
: stopwatch, bola sepak,
sasaran, formulir tes dan alat tulis. Perlengkapan: Lapangan tes yang terdiri
atas: daerah sasaran dibuat
dengan garis di dinding
yang rata dengan ukuran panjang 2,44 meter
dan tinggi dari lantai 1,22 meter.
Daerah tendangan dibuat di depan daerah sasaran berbentuk segi empat dengan
ukuran 3,65 meter
dan 4,23 meter.
Daerah tendangan berjarak 1,83 meter
dari dinding daerah sasaran. Pelaksanaan : Bola sepak diletakkan di belakang
garis batas yaitu 1,83 meter
di depan sasaran. Subyek berdiri di belakang garis batas dekat bola dan
menghadap ke sasaran. Pada aba-aba “ya”, subyek mulai menyepak bola ke sasaran
(tembok dengan batas tertentu). Bola yang terpantul dari tembok sasaran segera
disepak kembali dan tidak boleh di pegang dengan tangan, hal ini dilakukan
terus menerus dan secepat mungkin selama 20 detik. Kesempatan melakukan tes ini
sebanyak tiga kali. Hasil terbaik dari tiga kali kesempatan adalah kemampuan
koordinasi mata dan kaki
dari subyek yang diteliti. Penilaian : kemampuan koordinasi mata kaki adalah
banyaknya sepakan yang sah dapat dilakukan subyek selama 20 detik. Tiap sepakan
bola kaki yang dilakukan di bagian belakang garis batas 1,83 meter di depan sasaran
di beri nilai satu. Sepakan yang tidak sah tidak dihitung.(Huda, 2012).
E.
Variabel
dan Definisi Operasional
1. Variabel
penelitian
Variabel
dalam penelitian yang dilakukan ini meliputi (1) variabel bebas atau independent
variable yaitu senam kesegaran jasmani (SKJ),
(2) variabel terikat atau dependent variable
yaitu koordinasi mata dan kaki.
2. Definisi
operasional
a. Senam
kesegaran jasmani
Senam kesegaran
jasmani (SKJ) adalah senam massal yang diwajibkan oleh pemerintah indonesia.
Senam ini biasanya diiringi oleh lagu berirama dari berbagai provinsi yang
diaransemen ulang biasanya dilakukan oleh sekelompok peserta besar. SKJ biasa
dilakukan di tempat-tempat umum. Senam ini beserta musik yang mengiringinya
menjadi sangat populer pada tahun 80 – 90an. Senam ini dilakukan 3 kali
seminggu selama 6 minggu, waktu senam yang dilakukan 30 menit. Senam ini
terdiri dari 3 bagian yaitu: (1) pemanasan dengan 37 x 8 hitungan, (2) inti
dengan 22 x 8 hitungan,dan (3) pendinginan dengan 20 x 8 hitungkan. Seperti
dijelaskan pada bab II.
b. Koordinasi
mata dan kaki
Koordinasi
mata dan kaki adalah koordinasi yang menyelaraskan antara pengelihatan dengan
gerakan kaki. Sehingga menghasilkan irama langkah atau tujuan seperti menendang
bola membutuhkan koordinasi mata dan kaki.
Karena ketika mata melihat seketika itu juga kaki di koordinasikan untuk
menedang bola sesuai sasaran yang sudah ditargetkan. Apabila koordinasi mata
dan kaki tidak berjalan selaras, maka kaki kita tidak akan bisa menendang bola
tersebut tepat sasaran. Karena koordinasi mata dan kaki tidak dapat tercipta.
F.
Prosedur
penelitian
1. Pengurusan
ijin penelitian
Tahap ini adalah
persiapan yang meliputi proses perijinan. Pada tahap perijinan ini dilakukan
pengurusan ijin penelitian kepada Kepala Sekolah SDN Gubeng 1 Surabaya
dan pihak terkait, yaitu guru olahraga SDN Gubeng 1 Surabaya
yang diketahui oleh Ketua Prodi D IV
Fisioterapi
2. Rekrutmen
tenaga lapangan
Setelah
proses perijinan selesai, peneliti memberikan penjelasan terhadap rekan yang
bersedia membantu dalam proses penelitian ini, tentang prosedur pelaksanaan
senam kesegaran jasmani dan pengukuran koordinasi mata dan kaki dengan
menggunakan soccer wall volley test.
Hal ini dilakukan untuk menyamakan persepsi antara peneliti dengan rekan yang
akan membantu penelitian ini, dalam pengukuran koordinasi mata dan kaki dengan
menggunakan soccer wall volley test.
3. Subyek
Penelitian
Subyek
penelitian adalah siswa – siswi SDN
Gubeng 1 Surabaya yang telah memenuhi kriteria inklusi.
Penelitian dimulai bulan Februari sampai Maret 2013. Peneliti menjelaskan maksud
dan tujuan pada subyek penelitian, serta kegiatan dan aturan yang harus
diikuti. Bila subyek bersedia dan disetujui oleh orang tua masing – masing
subyek maka akan dilakukan pengukuran, mengisi formulir penelitian dan
menandatangani persetujuan penelitian.
4. Pelaksanaan
Penelitian
Pelaksanaannya
penelitian ini akan dilakukan pada tanggal
16 Februari sampai dengan 28 Maret 2013.
a.
Pre
Test
Pelaksanaan
pre test dilakukan pada tanggal 16
Februari , sebelum perlakuan diberikan, test diberikan pada subyek
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Alat ukur yang digunakan adalah soccer wall volley test.
Pelaksanaan:
Bola sepak diletakkan di belakang garis batas yaitu 1,83 Meter di depan
sasaran. Subyek berdiri di belakang garis batas dekat bola dan menghadap ke
sasaran. Pada aba-aba “ya”, subyek mulai menyepak bola ke sasaran (tembok
dengan batas tertentu). Bola yang terpantul dari tembok sasaran segera disepak
kembali dan tidah boleh di pegang dengan tangan, hal ini dilakukan terus
menerus dan secepat mungkin selama 20 detik. Kesempatan melakukan tes ini
sebanyak tiga kali. Yang terbaik dari tiga kali kesempatan adalah kemampuan
koordinasi mata kaki dari subyek yang diteliti.
Penilaian
: kemampuan koordinasi mata kaki adalah banyaknya sepakan yang sah dapat
dilakukan subyek selama 20 detik. Tiap sepakan bola kaki yang dilakukan di
bagian belakang garis batas 1,83 meter
di depan sasaran di beri nilai satu. Sepakan yang tidak sah tidak dihitung.
b.
Perlakuan
Perlakuan senam
kesegaran jasmani kepada subyek diberikan selama 6 minggu dengan frekwensi
latihan 3 kali dalam seminggu dan dosis latihan 30 menit setiap kali perlakuan.
Senam kesegaran jasmani sendiri yang diberikan terdiri dari (1) Pemanasan, (2)
inti, dan yang terakhir (3) Pendinginan
c.
Post Test
Setelah perlakuan senam
kesegaran jasmani selama 6 minggu
tepatnya pada tanggal 28 maret, kita lakukan pengukuran
kembali post test dengan soccer wall
volley test (seperti prosedur soccer
wall volley test saat pre test) untuk menilai koordinasi mata dan kaki subyek
penelitian setelah dilakukannya perlakuan. Subyek penelitian yang tidak
mengikuti program post test ditulis.
G. Analisis Statistik
Analisis
statistik yang digunakan untuk menguji normalitas data pada penelitian ini menggunakan saphiro
wilk karena subyek penelitian kurang
dari 50 orang
(Dahlan, 2004). Pada uji
normalitas (p) <0,05 berarti data dalam penelitian ini berdistribusi tidak normal, maka analisis statistik yang digunakan
berupa analisis statistik non parametrik dengan uji analisis wilcoxon test.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar