Fisioterapi

Fisioterapi
kami disini sharing tentang dunia fisioterapi, kalau ada ilmu baru atau masukan bisa langsung komentar atau email, makasih

BAB III Hub antara olahraga dengan stress

HUBUNGAN ANTARA BEROLAHRAGA TERATUR DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA TINGKAT SATU FISIOTERAPI POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA ANGKATAN 2012-2013

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma IV Fisioterapi



Diajukan oleh :
Istiazah
P 27226012039






PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TRANSFER
JURUSAN FISIOTERAPI
POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA
                                                                       TAHUN 2013





BAB III
RENCANA METODE PENELITIAN
A.      Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi dengan pendekatan cross-sectional yang bertujuan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi, berdasarkan hasil pengujian hipotesis terhadap data yang diperoleh dalam waktu yang bersamaan (Notoatmojo, 2005). Adapun bentuk rancangan penelitian ini dapat digambarkan dengan pola sebagai berikut:
X
Y
r
 



Gambar 3.1.
Desain penelitian
Keterangan gambar:
X: berolahraga teratur
Y: tingkat stres
r: hubungan antara X (berolahraga teratur) terhadap Y (tingkat stres)

B.       Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Kementerian Kesehatan Surakarta. Pengambilan data untuk dilaksanakan pada bulan April 2013.
C.       Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah mahasiswa D-III tingkat satu fisioterapi Politeknik Kementerian Kesehatan Surakarta angkatan 2012-2013 yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan mengisi informed consent.
D.      Alat Ukur Penelitian
Alat ukur yang digunakan adalah lembar kuesioner. Pertanyaan dibuat berdasarkan variabel-variabel yang akan diukur berdasarkan kerangka konsep penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan berolahraga teratur dengan tingkat stres. informed consent akan diberikan bersamaan dengan kuesioner tersebut.
1.   Kuesioner berolahraga teratur
Pada penelitian ini, keteraturan dalam berolahraga diukur menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti serta telah diuji validitas dan reliabilitas dengan teknik korelasi dan uji Cronbach (Cronbach Alpha) menggunakan program komputer. Sampel yang digunakan dalam uji validitas dan reliabilitas ini adalah mahasiswa D-IV fisioterapi tingkat satu angkatan 2012-2013 Politeknik Kesehatan Kementerian Surakarta yang memiliki karakter yang hampir sama dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Jumlah sampel dalam uji validitas dan reliabilitas ini adalah sebanyak 42 orang. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini:

 TABEL 3.1
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
KUESIONER BEROLAHRAGA TERATUR

Pertanyaan
Nilai  Tabel r
Nilai
Hitung r
Status
Alpha
Status
1
0,304
0,666
Valid
0,679
Reliabel
2

0,448
Valid

Reliabel
3

0,526
Valid

Reliabel
4

0,133
Tidak valid

Reliabel
5

0,622
Valid

Reliabel
6

0,262
Tidak valid

Reliabel

Kuesioner terdiri dari empat pertanyaan, meliputi intensitas olahraga (yang ditandai dengan perubahan fisiologis yaitu berkeringat), frekuensi olahraga, dan durasi olahraga. Skor kuesioner keteraturan berolahraga menggunakan skala Likert (sebagai contoh, a=0, b=1, c=2, d=3, e=4) dan diperoleh dengan menjumlahkan skor jawaban dari masing-masing pertanyaan. Jumlah skor dalam kuesioner ini adalah 0-16. Interpretasi pengukuran keusioner berolahraga teratur dengan skor tersebut dikategorikan menjadi: (1) skor 0-4: tidak pernah, (2) skor 5-11: kurang teratur, (3) skor 12-16: teratur.


2.   Kuesioner tingkat stres
Tingkat stres diukur menggunakan Perceived Stress Scale (PSS-10) yang dibuat oleh Sheldon Cohen pada tahun 1988. Kuesioner ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh peneliti dengan bantuan ahli. Perceived Stress Scale adalah self report questionnaire yang terdiri dari 10 pertanyaan dan dapat mengevaluasi tingkat stres satu bulan yang lalu dalam kehidupan subjek penelitian. Skor PSS-10 diperoleh dengan reversing responses (sebagai contoh, 0=4, 1=3, 2=2, 3=1, 4=0) terhadap empat soal yang bersifat positif (pertanyaan 4, 5, 7 dan 8) dan menjumlahkan skor jawaban masing-masing. Jumlah skor dalam PSS-10 adalah 0-40. Interpretasi pengukuran PSS-10 dengan skor tersebut dikategorikan menjadi: (1) skor 0-7: normal, (2) skor 8-11: stres ringan, (3) skor 12-15: stres sedang, (4) skor 16-20: stres berat, (5) skor ≥21: stres cukup berat. Kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya pada 15 orang mahasiswa oleh mahasiswa FK Universitas Sumatera Utara tahun 2008 yaitu Tan Lee Pin yang menyatakan bahwa butir-butir kuesioner Perceived Stress Scale telah valid dan reliabel sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada gambar 3.2.
Gambar 3.2.
Hasil uji validitas dan reliabilitas Perceived Stress Scale
E.       Variabel dan Definisi Operasional
1.   Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari: (1) variabel bebas (independent variable) berupa berolahraga teratur, (2) variabel terikat (dependent variable) berupa tingkat stres.

2.   Definisi Operasional
a.    Berolahraga teratur
Berolahraga teratur adalah kegiatan olahraga yang dinilai berdasarkan tipe, frekuensi, durasi dan intensitas (dinilai dari perubahan fisiologis yaitu berkeringat) olahraga. Seseorang dikatakan berolahraga teratur harus melakukan olahraga minimal tiga kali seminggu dengan durasi minimal 20 menit setiap kali berolahraga. Disertai dengan tanda perubahan fisiologis berupa napas yang terengah-engah, frekuensi detak jantung yang meningkat dan berkeringat. Seseorang dikatakan tidak berolahraga teratur bila olahraga dilakukan kurang dari tiga kali seminggu dan kurang dari 20 menit tiap kali berolahraga. Tanpa disertai napas yang terengah-engah, frekuensi detak jantung yang meningkat dan berkeringat. Berolahraga teratur diukur menggunakan kuisioner dengan skala data berbentuk kategorik ordinal.

b.   Tingkat stres
Tingkat stres adalah hasil penilaian terhadap berat ringannya suatu pengalaman emosional negatif yang berupa respon tubuh yang tidak spesifik terhadap stresor yang dapat mencetuskan kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang serta mengganggu keseimbangan fisiologis dan psikologis. Tingkat stres diukur menggunakan Perceived Stress Scale dengan skala data berbentuk kategorik ordinal.
F.       Prosedur Penelitian
Penelitian ini diawali dengan tahapan pengurusan ijin penelitian, yaitu permohonan surat ijin kepada ketua jurusan fisioterapi Politeknik Kementerian Kesehatan Surakarta untuk melakukan penelitian. Tahapan berikutnya menjelaskan tentang maksud dan tujuan penelitian yang akan dilaksanakan kepada subyek. Setelah memberikan penjelasan dan subyek memahami maksud dan tujuan penelitian, subyek mengisi dan menandatangani surat persetujuan untuk menjadi subyek penelitian. Kemudian peneliti melakukan sosialisasi cara pengisian kuesioner mengenai berolahraga teratur dan tingkat stres. Peneliti juga merekrut beberapa orang untuk membantu selama proses penelitian di bawah pengawasan peneliti.
G.      Metode Pengolahan dan Analisis Data
1.   Metode pengolahan
a.       Editing
Meneliti kembali kelengkapan isi lembar kuesioner. Biasanya dilakukan pada tempat pengambilan data, sehingga mempermudah dalam melengkapi data bila terjadi kekurangan.



b.      Coding
Dilakukan dengan memberi tanda pada masing-masing jawaban dengan kode berupa angka, selanjutnya dimasukkan ke dalam lembar tabel kerja untuk mempermudah pengolahan.

c.       Data entry
 Menyiapkan lembar kerja dan memasukkan data kedalam program komputer.

d.   Data cleaning
Data ditabulasi dalam tabel frekuensi dan tabel silang untuk melihat hubungan antar dua variabel.

2.   Analisis data
Skala data berbentuk kategorik ordinal sehingga data dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman untuk menguji hubungan antara berolahraga teratur dan tingkat stres pada mahasiswa dengan bantuan program komputer.
Kekuatan hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak ditunjukkan oleh koefisien korelasi (r). Jika koefisien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel bebas tinggi, maka nilai variabel terikat akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel bebas tinggi, maka nilai variabel terikat akan menjadi rendah.
Kriteria koefisien korelasi sebagai berikut: (1) nilai 0,00-0,199: korelasi sangat rendah, (2) nilai 0,20-0,399: korelasi rendah, (3) nilai 0,40-0,599: korelasi sedang, (4) nilai 0,60-0,799: korelasi kuat, (5) nilai 0,80-1,00: korelasi sangat kuat (Sugiyono, 2003).
Jika nilai p<0,05 terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji, tetapi jika nilai p>0,05 tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji.

3 komentar:

  1. aslmkum...
    mas bisa mintak hasil uji valitidas dan reabilitas instrumen Perceived Stress Scale (PSS).

    BalasHapus
  2. BUKA JASA UNTUK MEMVALIDKAN DATA 085641600619

    BalasHapus
  3. boleh dishare lampiran kuesioner olahraganya? terimakasih atas kesediannya

    BalasHapus