PENGARUH
SENAM ASMA TERHADAP PENINGKATAN VO2 MAKS PADA PEGAWAI INDUSTRI KIMIA
PROPOSAL SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma IV Fisioterapi
Disusun oleh :
FRANSISKAHARUM OKTAVIANA
P 27226012 031
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2013
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Desain
atau rancangan penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental
dengan menggunakan one group pre and post test design untuk
mengetahui pengaruh senam asma terhadap peningkatan VO2 maksimal
pada pegawai industri kimia, senam dilakukan 2 kali seminggu selama 8 minggu
dengan frekuensi 60 menit. Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:
X
|
O2
|
O1
|
Gambar
3.1
Desain
penelitian
O1: Sampel penelitian yang
diukur VO2 maksimal dengan menggunakan alat ukur 12
minute run/walk test sebelum dilakukan perlakuan.
X : Tindakan atau intervensi yang
diberikan kepada sampel penelitian berupa senam asma 2 kali seminggu selama 8
minggu dengan masing-masing durasi 60 menit.
O2: Sampel penelitian yang diukur VO2 maksimal
dengan menggunakan alat ukur 12 minute run/walk test setelah
dilakukan perlakuan.
B. Tempat
dan waktu penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di industri kimia CV. KH
di Surabaya pada bulan Februari 2013 sampai April 2013. Dilakukan selama 2 kali
seminggu selama 8 minggu.
C.
Subyek penelitian
Subyek penelitian
adalah pegawai industri kimia CV.KH yang setiap hari terpapar oleh gas dan
aroma senyawa kimia di bidang produksi dan pengepakan. Subyek penelitian akan
diseleksi lagi dan diambil berdasar kriteria inklusi dan eklusi.
Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah para pekerja pabrik yang sering terpapar oleh aroma
senyawa kimia bagian produksi dan pengepakan, yang mempunyai nilai VO2 maks
dengan presentasi kurang dari 40% setelah diukur dengan 12 minute run/walking test, bersedia mengisi informed concent.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah
kelemahan pada anggota geraknya, terdapat nyeri pada bagian tubuh yang meningkat
apabila melakukan kegiatan berat seperti berolahraga, memiliki penyakit tertentu
yang dapat memperburuk keadaan saat melakukan tes atau senam.
Kriteria Drop out yaitu, bila
sampel penelitian tidak mengikuti senam sebanyak 3 kali berturut-turut atau total 3 kali tidak
mengikuti senam dan tidak hadir pada pengukuran terakhir.
D. Definisi operasional
VO2 maksimal adalah
peningkatan intensitas volume oksigen secara terus-menerus dalam paru-paru
seseorang sehingga mencapai tingkat maksimal dalam mengkonsumsi oksigen. VO2
maksimal sangat dibutuhkan saat melakukan latihan, karena hal tersebut yang
menentukan kemampuan tubuh dalam menghasilkan ATP, sedangkan ATP sendiri adalah
sumber energi yang membuat otot tetap bekerja selama melakukan aktivitas dan
latihan.
Senam asma adalah aktivitas fisik yang
dilakukan sebagai latihan untuk penderita asma dan dikerjakan dengan kombinasi
terpadu dan dengan koordinasi yang sesuai dengan tatanan gerak urutan yang
selaras. Senam asma bermanfaat untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan
kemampuan bernapas. Dalam senam asma ini terdapat beberapa tahap yaitu pemanasan,
gerakan inti A, gerakan inti B, dan pendinginan. Masing-masing gerakan
mempunyai tujuan dan kegunaan sendiri. Beberapa manfaat yang didapatkan dalam
melakukan senam asma adalah melatih cara bernapas yang benar, melenturkan dan
memperkuat otot pernapasan, melatih ekspetoratif yang efektif dan meningkatkan
sirkulasi serta kesehatan dan kebugaran para pekerja juga berguna untuk
peningkatan VO2 maksimal.
E. Variabel
penelitian
Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah senam asma. Sedangkan variabel terikat dari penelitian ini adalah VO2
maksimal.
F.
Instrumen atau alat ukur penelitian
Rumus VO2
maks = (22,351xjarak(km))-11,288
r=0,90
|
Gambar 3.2
Rumus VO2 maksimal (Cooper,1986)
Alat-alat yang diperlukan adalah stopwatch dan gambaran trak yang akan dilalui subyek untuk berlari. Cara kerja
dari 12 minutes run/walk test adalah subyek diinstruksikan
untuk berlari atau berjalan sejauh mungkin selama 12 menit. Pengukuran ini dilakukan
didalam trak yang sudah disediakan, kemudian dicatat jarak terjauh yang dapat
ditempuh oleh subyek dan dimasukkan dalam rumus untuk mengukur VO2
maksimal.
G.
Prosedur
penelitian
Pengurusan ijin penelitian, pada tahap ini dilakukan pengurusan pada
bagian pimpinan industri CV.KH dari Ketua Prodi DIV Transfer.
Rekrutmen tenaga lapangan dilakukan setelah proses perijinan selesai. Peneliti
memberikan penjelasan kepada teman sejawat yang bersedia membantu dalam proses
penelitian ini, tentang tata cara pengukuran VO2 maks. Hal ini
dilakukan untuk menyamakan persepsi antara penaliti dengan rekan sejawat, dalam
pengukuran VO2 maksimal pada setiap subyek yang dijadikan sampel.
Subyek penelitian adalah para pegawai pada industri kimia tersebut. Pelaksanaan
penelitian, langkah pertama dilakukan pre
test pada kelompok O1 sesuai jadwal, dimulai saat subyek
mengikuti penelitian. Semua subyek diukur dahulu dengan 12 minutes run/walk test untuk mengetahui kadar VO2
maksimal pada subyek.
Langkah kedua pemberian intervensi senam asma terhadap subyek selama 2
kali seminggu dalam 8 minggu dengan waktu 60 menit tiap kali senam. Dimulai
dari bulan Februari sampai dengan April 2013.
Langkah ketiga, setelah pelaksanaan atau intervensi kepada subyek selesai
maka dilakukan pengukuran post test pada
kelompok O2 untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pada VO2
maks setelah pemberian senam asma.
Langkah keempat, setelah data penelitian terkumpul melalui pre test dan post test serta didapatkan data dari hasil pengukuran, selanjutnya
dilakukan editing dan entry data.
H. Teknik analisis statistik
1. Uji pra syarat
Langkah pertama analisis statistiknya adalah uji normalitas data. Uji ini
digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis berdistribusi
normal atau tidak. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji normalitas
data dapat menggunakan Saphiro Wilk karena
perkiraan subyek yang didapat <50. Dasar pengambilan keputusan adalah jika probabilitas
lebih dari 0.05 (P>0,05), maka distribusi data normal dan bila probabilitas kurang
dari 0,05 (P<0,05) maka data tidak berdistribusi normal.
2. Uji hipotesis
Selanjutnya, dilakukan uji hipotesis. Uji ini dilakukan pada subyek yang
sama untuk melihat adanya peningkatan VO2 maks sebelum perlakuan (pre test) dan setelah perlakuan (post test). Berdasarkan uji normalitas
data pada kelompok perlakuan senam asma, bila data berdistribusi normal maka
uji hipotesis yang digunakan adalah Sample
Paired T test sedangkan bila data tidak berdistribusi normal maka
menggunakan Wilcoxon. Dasar
pengambilan keputusan adalah jika probabilitas kurang dari 0,05 (P<0,05),
berarti ada perbedaan bermakna antara sebelum dan sesudah perlakuan (Ha
diterima).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar