Fisioterapi

Fisioterapi
kami disini sharing tentang dunia fisioterapi, kalau ada ilmu baru atau masukan bisa langsung komentar atau email, makasih

BAB IV Pengaruh SKJ Terhadap keseimbangan

PENGARUH SENAM KESEGARAN JASMANI (SKJ) TERHADAP KESEIMBANGAN ANAK PADA USIA 8-9 TAHUN

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma IV Fisioterapi


Diajukan oleh :
Rr Bhyanti Acathya Putri Syafarina
P 27226012049

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TRANSFER FISIOTERAPI
JURUSAN FISIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
2013

BAB IV
HASIL, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A.  Karakteristik Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi kelas 2 dan 3 SDN Gubeng 1 Surabaya yang masuk kriteria inklusi dan ekskluasi. Dari 103 anak yang ada semuanya masuk dalam kriteria inklusi. Data yang dimasukan untuk dianalisis berjumlah 100 anak karena terdapat 3 anak yang drop - out. Subyek penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu peneliti membagi kelompok berdassarkan kelas. Subyek yang ada di kelas A baik itu kelas 2 ataupun kelas 3 masuk pada kelompok yang diberi perlakuan senam kesegaran jasmani. subyek yang ada di kelas B baik kelas 2 ataupun kelas 3 masuk pada kelompok kontrol.
Karakteristik subyek berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa 100 anak yang didominasi perempuan dengan jumlah 58 anak, sedangkan sisanya 42 anak laki – laki. Pada kelompok I dan II jumlah anak laki – laki dan perempuan memiliki kesamaan yaitu jumlah anak laki – laki 21 anak dengan prosentase 42 % dan anak perempuan 29 anak dengan prosentasi 58 %. Hasil distribusi subyek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada table 4.1


TABEL 4.1
DISTRIBUSI KARAKTERISTIK SUBJEK
BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Jenis Kelamin
Kelompok I
Kelompok II
Jumlah
%
Jumlah
%
Laki – Laki
Perempuan
21
29
42
58
21
29
42
58
Jumlah
50
100 %
50
100 %
Sumber : data primer, 2013
B.  Data Deskriptif
1.    Keadaan awal subjek penelitian
Hasil sebelum perlakuan pada kelompok I menunjukkan nilai minimum 9,19 detik nilai maksimum 34,16 detik rerata 17,88 detik dan simpangan baku 5,69 detik sedangkan pada kelompok II memiliki nilai minimum 8,14 detik nilai maksimum 36,68 detik rerata 18,65 detik dan simpangan baku 5,68 detik (tabel 4.2).





TABEL 4.2
SEBARAN DATA NILAI KESEIMBANGAN
SEBELUM PERLAKUAN
Variabel
Kelompok I
(detik)
Kelompok II
(detik)
Minimum
Maksimum
Rerata
Simpangan Baku
  9,19
34,16
17,88
  5,69
  8,14
36,68
18,65
  5,68
Sumber : data primer, 2013
2.    Keadaan akhir subjek penelitian
Hasil sebelum perlakuan pada kelompok I menunjukkan nilai minimum 5,41 detik nilai maksimum 25,88 detik rerata 10,93 detik dan simpangan baku 4,19 detik sedangkan pada kelompok II memiliki nilai minimum 7,53 detik nilai maksimum 34,22 detik rerata 17,80 detik dan simpangan baku 5,41 detik (tabel 4.3)





TABEL 4.3
SEBARAN DATA NILAI KESEIMBANGAN
SESUDAH PERLAKUAN
Variabel
Kelompok I
(detik)
Kelompok II
(detik)
Minimum
Maksimum
Rerata
Simpangan Baku
  5,41
25,88
10,93
  4,19
  7,53
34,22
17,80
  5,41
Sumber : data primer, 2013
3.    Nilai selisih rerata antar kelompok
Dapat diketahui adanya perbedaan pengaruh antara kedua kelompok, kelompok 1 menunjukkan peningkatan keseimbangan dengan atau rerata 6,95 detik (dari 17,88 detik menjadi 10,93 detik), kelompok II menunjukkan peningkatan keseimbangan dengan atau rerata 0,85 detik (dari 18,65 detik menjadi 17,80 detik), dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian senam kesegaran jasmani lebih baik untuk meningkatkan keseimbangan pada anak usia 8 – 9 tahun (tabel 4.4).




TABEL 4.4
PERBEDAAN RERATA KESEIMBANGAN KEDUA KELOMPOK

Rerata
Keseimbangan
Sebelum
(detik)
Rerata
Keseimbangan
Sesudah
(detik)
Peningkatan Keseimbangan (detik)
Kelompok I
17,87
10,93
6,95
Kelompok II
18,65
17,80
0,85
Sumber : data primer, 2013
C.  Analisis Inferensial
1.   Uji prasarat
a.    Uji normalitas data
Uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov – Smirnov karena subyek dalam penelitian ini 50 orang. Pada kelompok I sebelum perlakuan diperoleh p=0,016 (p>0,05) yang berarti data berdistribusi tidak normal, sedangkan setelah perlakuan diperoleh p=0,068 (p>0,05) yang berarti data berdistribusi normal.
Pada kelompok II didapatkan hasil awal p=0,010 dan hasil akhir p=0,024 (p>0,05) yang berarti data berdistribusi tidak normal (tabel 4.5)
TABEL 4.5
HASIL UJI NORMALITAS DATA

Kolmogorov – Smirnov

Kelompok I
(p)
Keterangan
Kelompok II
(p)
Keterangan
Sebelum
0,016
Tidak normal
0,010
Tidak normal
Sesudah
0,068
Normal
0,024
Tidak normal
Sumber : data primer, 2013
Dari uji normalitas tersebut diketahui bahwa data berdistribusi tidak normal sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah Wilcoxon, dimana hasil sebelum dan sesudah pada kelompok I dan kelompok II menggunakan wilcoxon dan uji hipotesis untuk menyatakan perbedaan sesudah pada kelompok I dan kelompok II menggunakan Mann – Whitney.
b.      Uji homogenitas
Uji homogenitas data sebelum perlakuan pada kedua kelompok menggunakan Mann – Whitney, diperoleh hasil p = 0,316 (p>0,05) hal ini menunjukkan hasil bahwa data homogeny yang berarti kedua kelompok tersebut berangkat dari data yang sama (tabel 4.6).

TABEL 4.6
UJI HOMOGENITAS


Mann - Whitney



N
Kelompok I
Kelompok II
Sig 2 tailed
(p)
keterangan
Sebelum
50
17,88 ± 5,69
18,65 ± 5,68
0,316
Homogen
Sumber : data primer, 2013
2.   Uji beda
a.    Uji beda pengaruh sebelum dan sesudah pada kelompok I
Uji beda pengaruh sebelum dan sesudah diberikan pelakuan pada kelompok I menggunakan Wilcoxon didapat hasil p = 0,000 (p < 0,05), maka hasil ini berarti ada perbedaan pengaruh senam kesegaran jasmani terhadap peningkatan keseimbangan anak usia 8 – 9 tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis senam kesegaran jasmani berpengaruh terhadap peningkatan keseimbangan pada anak usia 8 – 9 tahun diterima.
b.    Uji beda pengaruh sebelum dan sesudah pada kelompok II
Uji beda pengaruh sebelum dan sesudah tanpa diberikan perlakuan pada kelompok II menggunakan Wilcoxon didapat hasil p = 0,000 (p < 0,05), maka hasil ini menunjukkan terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pengukuran awal dan pengukuran akhir pada kelompok II (kontrol) (tabel 4.7).
TABEL 4.7
UJI BEDA PENGARUH


Wilcoxon


Sebelum dan sesudah
N
Sebelum
Sesudah
Sig 2 tailed
(p)
keterangan
Kelompok I

Kelompok II
50

50
17,88 ± 5,69

18,65 ± 5,68
10,93 ± 4,19

17,80 ± 5,41
0,000

0,000
Ada beda pengaruh
Ada beda pengaruh
Sumber : data primer, 2013
c.    Uji Beda antara Kelompok I dan Kelompok II sesudah Perlakuan
Hasil analisis data menggunakan Mann – Whitney untuk membandingkan perbedaan pengaruh senam kesegaran jasmani dan tanpa diberikan senam kesegaran jasmani terhadap peningkatan keseimbangan antara kelompok I dan kelompok II didapat hasil p = 0,000 (p < 0,05), maka hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pemberian senam kesegaran jasmani dan tanpa pemberian senam kesegaran jasmani terhadap peningkatan keseimbangan pada anak usia 8 – 9 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tetap ada peningkatan keseimbangan baik yang diberikan senam kesegaran jasmani maupun yang tidak diberikan senam kesegaran jasmani (tabel 4.8)
TABEL 4.8
UJI BEDA ANTARA KEDUA KELOMPOK


Mann – Whitney



N
Kelompok I
Kelompok II
Sig 2 tailed
(p)
keterangan
Sesudah
50
10,93 ± 4,19
17,80 ± 5,41
0,000
Ada beda pengaruh
Sumber : data primer, 2013
D.  Pembahasan
Dari hasil yang ada dapat disimpulkan bahwa kelompok yang diberikan senam mempunyai pengaruh yang lebih terhadap peningkatan keseimbangan daripada yang tidak diberikan senam. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohd. Ridha, 2010 dimana senam kesegaran jasmani berpengaruh terhadap peningkatan keseimbangan.
Peningkatan pada kelompok kontrol bisa disebabkan karena adanya faktor usia dan lingkungan sebagai unsur perkembangan. Antara individu dengan lingkungan terdapat suatu interaksi tibal balik, dimana stimulasi yang didapatkan dari lingkungan akan mempengaruhi perkembangan motor dan perkembangan ini pada akhirnya akan dipergunakan untuk mengeksplorasi lingkungan lebih lanjut untuk perkembangan anak ( Reed, 1982, dikutip oleh Shumway-cook dan Woollacott ). Pada anak – anak keseimbangan akan meningkat seiring dengan meningkatnya usia, keseimbangan tersebut dipengaruhi oleh sistem musculoskeletal dan system sensorik ( Bass, 1939 ). Berbagai aktivitas fisik yang bersifat informal seperti bermain dapat memperhalus keterampilan motorik pada anak, dimana untuk mendapatkan keterampilan yang baik sangat diperlukan adanya koordinasi yang baik, termasuk kekuatan otot, kelenturan tubuh, kecepatan, dan daya tahan serta keseimbangan. Subjek penelitian ini diambil pada anak – anak yang berada di daerah kota yang mempunyai sedikit waktu dalam aktifits bermain dengan lingkungan, anak – anak yang lahir dan dibesarkan di kota lebih banyak menghabiskan waktunya dengan bermain elektronik dan menonton televisi di rumah sehingga waktu bermain dengan lingkungan lebih sedikit. Dengan pemberian senam kesegaran jasmani merupakan aktivitas fisik ringan energi yang mengkombinasikan program penguatan dan daya tahan bagi anak yang dapat meninngkatkan kualitas hidup ( Fragala et al, 2005 ).
Senam kesegaran jasmani terbagi menjadi tiga fase yaitu pemanasan yang didahului dengan penguluran otot tubuh dan dilanjutkan gerakan dinamis, yang bertujuan menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis, sehingga dapat melakukan senam dengan baik dan benar, meningkatkan koordinasi otot dan persendian, mengurangi resiko cidera, mengurangi kelelahan dan memenuhi keinginan bergerak. Kegiatan kedua adalah inti yang merupakan fase utama dengan tujuan mengguatkan otot, meningkatkan koordinasi gerakan, melatih keseimbangan dan meningkatkan kelincahan. Kegiatan terakhir pendinginan, fase ini diberikan dengan tujuan untuk menurunkan frekuensi denyut nadi untuk mendekati denyut nadi normal. Manfaat dari kesegaran jasmani adalah untuk dapat memberikan rangsangan yang diperlukan bagi pertumbuhan badan, untuk meningkatkan kesegaran jasmani dimana unsur kesegaran jasmani yang berkaitan dengan olahraga diantaranya adalah keseimbangan (Nieman, 1993).
Senam kesegaran jasmani di dalamnya banyak berbagai gerakan dari gerakan pemanasan, inti dan pendinginan. Di dalam senam kesegaran jasmani terdapat gerakan – gerakan yang mempunyai tujuan sendiri – sendiri. Pada rangkaian senam ada gerakan – gerakan berupa mengangkat kaki secara bergantian seperti jalan di tempat, kaki bertumpu pada tumit, gerakan pada lengan, dan tungkai, memanah dan mengangkat kaki. Gerakan tersebut dapat melatih keseimbangan anak sehingga anak dapat lebih seimbang dalam aktifitas sehari – hari. Selain itu ada beberapa gerakan yang dapat meningkatkan kekuatan otot, apabila kekuatan otot pada anak meningkat maka keseimbangan juga akan meningkat. Di dalam senam kesegaran jasmani ini mengkombinasikan antara music dan gerakan, karena dalam keseimbangan ada komponen pengontrol berupa visual dan vestibular yang perlu dilatih dan komponen tersebut berfungsi membantu anak agar tetap fokus untuk mempertahankan keseimbangannya.
Senam kesegaran jasmani ini mempunyai banyak manfaat baik dalam kesehatan maupun ilmu. Senam kesegaran jasmani dapat menngkatkan kesegaran tubuh, koordinasi, keseimbangan dan dapat meningkatkan konsentrasi belajar pada anak, sehingga senam kesegaran jasmani ini dapat dipakai sebagai suatu pilihan senam yang dipakai di sekolah.
E.  Hambatan dan Kelemahan Penelitian
Hambatan dari penelitian ini adalah (1) waktu penelitian tidak sesuai dengan perencanaan awal, (2) sulitnya mengatur anak – anak.
Kelemahan dari penelitian ini adalah (1) peneliti tidak mampu mengontrol lingkungan dan aktivitas yang sangat mempengaruhi hasil penelitian pada kedua kelompok, (2) pengaruh tumbuh kembang masih berpengaruh dalam penelitian ini, (3) pada kelompok kontrol seharusnya diberikan perlakuan jenis perlakuan yang lain sehingga pengaruhnya dapat dilihat secara pasti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar