PENGARUH
SENAM LANSIA TERHADAP TINGKAT STRES
PADA
LANSIA
SKRIPSI
Untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan
Menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma IV Fisioterapi
Diajukan
oleh :
Desy Erna
Pratiwi
P27226012021
PROGRAM
STUDI DIPLOMA IV TRANSFER
JURUSAN FISIOTERAPI
POLITEKNIK
KESEHATAN SURAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A
Latar Belakang Masalah
Kemajuan
di bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi masyarakat dan semakin
meningkatnya pengetahuan masyarakat yang bermuara dengan meningkatnya kesejahteraan
rakyat akan meningkatkan usia harapan hidup sehingga menyebabkan jumlah
penduduk lanjut usia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Jumlah
lanjut usia Indonesia menurut sumber BPS pada tahun 2007, sebesar 18,96 juta jiwa
dan meningkat
menjadi 20.547.541 jiwa pada
tahun 2009. Saat ini jumlah lansia sudah mencapai 28 juta jiwa
atau sekitar delapan persen dari jumlah penduduk Indonesia. Diprediksi pada
2025, jumlah lansia membengkak menjadi 40 jutaan. Bahkan pada 2050 jumlah
lansia diperkirakan mencapai 71,6 juta jiwa di Indonesia (Supratiwi, 2012).
Proses
menua adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik,
psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu
cenderung berpotensi menimbulkan masalah
kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia
(Sumosadjuno, 1995).
Badan
kesehatan dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : (1) usia
pertengahan (middle age) 45-59 tahun, (2) lanjut usia (elderly) 60-74 tahun,
(3) lanjut usia tua (old) 75-90 tahun, dan (4) usia sangat tua (very old) di
atas 90 tahun. Menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) lansia digolongkan
menjadi menjadi 3 kelompok yaitu : (1) kelompok lansia dini (55-64 tahun), (2)
kelompok lansia (65 tahun keatas), dan (3) kelompok lansia resiko tinggi
(berusia lebih dari 70 tahun).
Hal-hal
yang terjadi pada orang lanjut usia adalah diantaranya tulang-tulang mengalami
demineralisasi dan akan lebih mudah patah, sendi dan otot rentan terhadap
cidera, fungsi jantung dan peredaran darah akan berkurang elastisitas dan
kekuatannya sehingga memicu penyakit jantung, diabetes, dan penyakit
degeneratif lainnya. Obesitas yang biasanya dialami para lanjut usia
menyebabkan mereka cenderung makan sedikit sehingga menyebabkan kekurangan
nutrisi. Bagi orang yang lanjut usia, sering timbul rasa cemas, stres bahkan
kadang-kadang terjadi depresi oleh karena berbagai macam sebab (Sumosardjuno,1995).
Menurut
Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi,
proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat
mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya. Kondisi
stres pada para lansia bisa diartikan sebagai kondisi yang tak seimbang, adanya
tekanan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang biasanya tercipta ketika
lansia tersebut melihat ketidaksepadanan antara keadaan dan sistem sumber daya
biologis, psikologis, dan juga sosial yang erat kaitannya dengan respon
terhadap ancaman dan bahaya yang dihadapi pada lanjut usia. Para lansia juga sangat rentan terhadap gangguan stres
karena secara alamiah mereka telah mengalami penurunan kemampuan dalam
mempertahankan hidup, menyesuaikan diri dengan lingkungannya, fungsi badan, dan
kejiwaan secara alami (Haryadi, 2012).
Banyak
faktor yang mempengaruhi keadaan stres pada lansia, antara lain perubahan kondisi
kesehatan fisik yang menurun. Kondisi psikologi lebih berperan signifikan dalam
memengaruhi tingkat stres pada lansia seperti sifat, kepribadian, cara pandang,
dan juga tingkat pendidikannya. Adanya konflik keluarga serta kondisi
lingkungan yang buruk juga bisa menjadi pemicu stres bagi lansia. Stress dapat
menimbulkan dampak negatif, misalnya: pusing, tekanan darah tinggi, mudah
marah, sedih, sulit berkonsentrasi, nafsu makan berubah, tidak bisa tidur
ataupun merokok terus menerus. Selain itu, stress juga dapat menyebabkan
seseorang menjadi lebih sensitif/peka terhadap depresi (Haryadi, 2012).
Pada
seminar dalam rangka Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, 28 September 2011 yang lalu,
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa
dari populasi orang dewasa di Indonesia yang mencapai 150 juta jiwa, sekitar
11,6 persen atau 17,4 juta jiwa mengalami gangguan mental emosional atau
gangguan kesehatan jiwa berupa gangguan kecemasan dan depresi (Hidayat, 2011).
Studi
epidemiologi tentang depresi diantara lansia komunitas melaporkan tingkat yang
sangat bervariasi mulai 2% hingga 44%. Gejala-gejala depresi dialami hampir
5-10% dari semua orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Gejala depresi muncul
akibat keterlambatan penyesuaian terhadap kehilangan baik pekerjaan, penghasilan,
pasangan hidup, kemampuan fungsi fisik dan melemahnya silaturahmi dengan
keluarga.
Beberapa
tahun terakhir ini banyak dilakukan penelitian mengenai proses menua, yang
hasilnya bahwa usaha untuk menanggulangi proses menua sebaiknya dilakukan
sedini mungkin. Dan ternyata, latihan-latihan olahraga merupakan cara yang
sangat baik untuk menanggulangi proses menua. Jantung, otak, dan seluruh badan
mendapat keuntungan dari olahraga. Menurut American Academy of Family Physicians,
hampir semua lansia dapat merasakan manfaat dari olahraga. Olahraga teratur
dapat memberi efek rileksasi, memperbaiki suasana hati, memperkecil kemungkinan
cedera, dan melindungi dari penyakit kronis (Sumosardjuno, 1995).
Olahraga
merupakan salah satu cara penghilang stress yang baik. Berdasarkan artikel yang
dipublikasikan oleh Better Health Channel (2011)
berjudul Healthy ageing - stay physically active menyatakan bahwa aktivitas
fisik (olahraga) dapat membantu orang tua menjaga independensi, sembuh dari
penyakit dan mengurangi risiko penyakit. Massa otot dan kekuatan tulang dapat
ditingkatkan dengan olahraga teratur. Berjalan, berenang, senam, dan bersepeda
adalah semua bentuk latihan yang baik yang juga bisa bersosialisasi. Latihan
beban juga dapat berguna. Selain itu, olahraga teratur bisa menjadi cara yang
efektif untuk mengobati beberapa bentuk depresi, yang terjadi jika stres tidak
tertangani. Aktivitas fisik menyebabkan otak distimulasi dan menyebabkan
perasaan kesejahteraan. Olahraga juga bisa menjadi pengobatan yang efektif
untuk kegelisahan. Beberapa studi penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur
mungkin sama efektifnya dengan perawatan lain seperti obat untuk meredakan
depresi ringan (Better Health Channel, 2011).
Olahraga
yang cocok untuk lansia adalah senam, yang dikenal adalah senam lansia.
Pengertian senam lansia sendiri adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan
terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan
dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga. Senam lansia ini
dirancang secara khusus untuk melatih bagian-bagian tubuh serta pinggang, kaki
serta tangan agar mendapatkan peregangan bagi para lansia, namun dengan gerakan
yang tidak berlebihan. Jika diperhatikan, senam lansia tidak membuat pesertanya
banyak bergerak seperti olah raga erobik, tujuannya adalah agar stamina dan
energi para lansia tidak terkuras habis. Senam lansia dilakukan dengan senang
hati untuk memperoleh hasil latihan yang lebih baik yaitu kebugaran tubuh dan
kebugaran mental, seperti lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa
tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar. Terlebih karena senam lansia sering
dilakukan secara berkelompok sehingga memberikan perasaan nyaman dan aman
bersama sesama manusia lanjut usia lainnya dalam menjalani aktifitas hidup (Setiawan,
2012).
Penelitian
yang dilakukan oleh Casanas et al (2012)
berjudul Effectiveness of a
psycho-educational group program for major depression in primary care: a
randomized controlled trial, dengan 246 peserta lebih dari 20 tahun dengan
depresi ringan sampai sedang direkrut melalui perawat / dokter umum di 12 Pusat
Perawatan Kesehatan Kota di Barcelona. Kelompok intervensi (n=119) menerima
program psychoeducational (12 mingguan, 1,5 jam sesi yang dipimpin oleh dua perawat)
dan kelompok kontrol (n=112) menerima perawatan biasa. Program
Psychoedukational merupakan aspek perawatan pribadi dan gaya hidup sehat berupa
diet, senam, dan tidur teratur. Hasilnya 231 pasien secara acak dilibatkan, di
antaranya 85 memiliki ringan depresi dan 146 dengan depresi moderat. Analisis
menunjukkan signifikan perbedaan pada kelompok depresi ringan setelah
intervensi, 6 bulan setelah dan 9 bulan setelah intervensi dilakukan. Sedang
pada pasien dengan depresi sedang ada perbedaan signifikan hanya pada setelah
dilakukan intervensi saja (Casanas, 2012)
Mead
et al (2008) dari School of Clinical Sciences and Community
Health, University of Edinburgh UK melakukan penelitian Exercise for Depression untuk mengetahui
keefektifan latihan fisik dalam penanganan depresi. Memberikan latihan fisik
pada satu kelompok dan satu kelompok plasebo sebagai kelompok kontrol pada
orang dewasa berusia lebih dari 18 tahun dengan depresi. Hasilnya Latihan fisik
dapat mengurangi gejala depresi pada orang dengan diagnosis depresi, tapi ukuran
efek hanya moderat dan tidak signifikan secara statistik (Mead, 2008).
Melihat
dari hasil penelitian sebelumnya bahwa olahraga termasuk senam adalah salah
satu cara untuk bisa mengurangi stres, maka penulis ingin melakukan penelitian
tentang senam dan pengaruhnya terhadap pengurangan stres terutama pada lanjut
usia.
B
Rumusan Masalah
Berdasarkan
permasalahan pada tingkat stres pada lanjut usia didapatkan rumusan masalah
sebagai berikut : Apakah ada pengaruh senam lansia terhadap tingkat stres pada
lansia?
C
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh
senam lansia terhadap tingkat stres pada lansia.
D
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1
Bagi Institusi
dan Fisioterapi
Sebagai masukan bagi institusi kesehatan dan Panti
Werdha tentang pengetahuan dalam bidang pengaruh senam lansia terhadap tingkat
stres pada lansia. Dan bagi Fisioterapi, diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan Fisioterapi dalam bidang senam lansia dan tingkat stres pada
lansia.
2
Bagi Peneliti
Sebagai peneliti
bermanfaat : (1) Sebagai pembelajaran untuk melakukan penelitian, (2) Menambah
wawasan dalam berpikir ilmiah, (3) Memperoleh informasi dan pengetahuan tentang
pengaruh senam lansia terhadap tingkat stres pada lansia.
bagus artikelnya tentang senam lansia. Kalo buat lansia beli baju senam terbaru dimana ya?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusLengkap min artikel'nya :), kalau untuk lansia apakah ada baju senam murahnya min? thx ya :)
BalasHapuswah keren artikelnya tentang senam lansia, mungkin akan lebih keren lagi kalo ada ilustrasi berupa gambar atau video sis ^^. Kalo toko baju senam terbaru dimana ya?
BalasHapus